Sabtu, 09 Mei 2009

Anak Jalanan Miliki Keunikan dalam Berkomunikasi

#

Anak jalanan dengan lingkungannya yang kumuh, ketiadaan bimbingan orang tua, dan kerap bertemu dengan tindakan kasar telah membentuk tindak komunikasi yang berbeda dengan anak normal. Diri yang cuek, sorot mata kosong saat mengemis, dan tanpa beban saat meminta pada orang yang tidak dikenal, merupakan penataan diri yang selalu ditampilkan. Mereka berinteraksi dengan caranya dalam mengemis dan mengamen sebagai upaya untuk mempertahankan diri dan membangun relasi sosial di dalam komunitasnya.
Atwar Bajari

Kehidupan mengenai anak jalanan dalam perspektif ilmu komunikasi itu disampaikan Atwar Bajari dalam Sidang Terbuka Ujian Disertasi Program Doktor (S-3) Program Pascasarjana Unpad di Gedung Pascasarjana, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Rabu (6/05). Ringkasan disertasinya berjudul “Konstruksi Makna dan Perilaku Komunikasi pada Anak Jalanan di Cirebon” itu disampaikan di hadapan tim promotor, tim oponen ahli, dan perwakilan guru besar yang diketuai Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, Prof. Dr. H. Deddy Mulyana, MA.

Staf pengajar Fikom Unpad ini mengatakan bahwa dengan kondisi lingkungan yang penuh kekerasan tersebut, membuat anak jalanan selalu berada dalam situasi rentan dalam segi perkembangan fisik, mental, sosial bahkan nyawa mereka. Melalui simulasi tindak kekerasan yang terus menerus, terbentuk sebuah nilai-nilai baru dalam perilaku yang cenderung mengedepankan kekerasan sebagai cara untuk mempertahankan hidup. “Ketika memasuki usia dewasa, kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku kekerasan dan eksploitasi terhadap anak-anak jalanan lainnya,” ujar Atwar yang mengambil subjek penelitian anak-anak pengamen kota dan anak-anak pengemis di lingkungan makam Sunan Gunung Jati, Cirebon.

Pria kelahiran Sumedang, 27 Maret 1965 ini mengatakan bahwa meski usia anak jalanan masih di bawah 18 tahun, namun pemaknaan peran mereka terhadap keluarga dan masyarakat tidak ditemui pada usia anak-anak biasa. “Mereka memaknai peran diri dalam keluarga dan masyarakat sebagai individu yang mandiri, artinya bertanggung jawab pada diri dan keluarga, individu yang otonom, berusaha melepaskan ketergantungan, dan individu yang berusaha memiliki relasi sosial dalam konteks di jalanan,” papar Atwar.

Sementara itu, perilaku komunikasi interpersonal pada anak jalanan sendiri, lanjut Atwar, berlangsung dalam situasi yang memaksa, otoratif, penuh konflik, senang menggangu orang lain, bebas, sukarela dan merayu saat menjalankan aktivitas di jalanan. “Mereka juga menciptakan sejumlah istilah atau kata yang berhubungan dengan kekerasan atau situasi konflik, panggilan khas atau sebutan kepada orang atau konteks jalanan, aktivitas jalanan dan pekerjaan, yang tidak dimiliki anak-anak lainnya,” ungkap Atwar.

Atwar yang meraih yudisium cum laude atas disertasi ini mengungkapkan sejumlah saran berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya selama 18 bulan. “Anak-anak jalanan harus ditarik kembali dari jalanan dengan strategi penguatan ekonomi keluarga. Program rehabilitasi melalui pendampingan juga harus didasari oleh usaha yang kuat untuk mengimbangi perilaku komunikasi anak jalanan yang sangat luas,” kata Atwar. Dalam disertasinya, Atwar juga menyarankan perlunya keterlibatan pemerintah di lingkungan Kabupaten Cirebon dalam mengubah sudut pandang anak-anak tentang sedekah. Menurutnya, anak-anak perlu diberikan pemahaman bahwa mendapatkan uang dengan meminta tidak akan menolong mereka dari ketidakmampuan.

Sumber tulisan ini:
http://www.unpad.ac.id/berita/anak-jalanan-miliki-keunikan-dalam-berkomunikasi/

Lanjutan Hidup...

Swasta dan LSM Diajak Urus Anak Jalanan

#


BEKASI--MI: Pemerintah Kota Bekasi mengajak pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat untuk terlibat dalam upaya pemberdayaan anak jalanan dengan mendirikan rumah penampungan anak (RPA).

Kepala bidang Pembinaan Sosial Dinas Sosial Kota Bekasi Sri Sudiasih mengatakan di Bekasi, Senin (20/4), jumlah anak jalanan yang memanfaatkan RPA terus meningkat sehingga penambahan bangunan dan tenaga mentor sangat diperlukan.


"Kami akan upayakan agar ada bantuan dari pemerintah daerah. Tentu saja, swasta dan organisasi perlu dilibatkan dalam memberdayakan anak jalanan agar mereka tidak sampai terlibat kriminal serta memiliki bekal keterampilan,"ujarnya.

Sri menyatakan, permohonan pendirian RPA baru belum ada. Namun, mengingat banyaknya anak yang memerlukan fasilitas tersebut sangat diharapkan agar pihak lain mendirikan yayasan yang bergerak di bidang penyediaan RPA.

Di RPA Salima, puluhan anak jalanan memanfaatkan rumah yang berlokasi di Perumnas II Kota Bekasi tersebut sebagai rumah singgah untuk beristirahat serta bersosialisasi dengan sesama anak lain. "Anak jalanan itu tidak menetap atau bermalam, hanya singgah di RPA. Selanjutnya, mereka bisa mendapatkan bimbingan dari mentor dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan si anak," kata Sri.

Hingga kini, dari RPA tersebut tidak ditemui praktek perdagangan anak. Meski begitu sebelum memberikan ijin, pihak Dinas Sosial melakukan evaluasi dan pengecekan.

Di Kota Bekasi hingga akhir 2008, telah terdaftar sebanyak 87 yayasan yang bergerak di bidang pendidikan serta tempat penampungan anak. Lima di antaranya adalah panti asuhan.

Permasalahan sosial di Kota Bekasi yang banyak muncul datang dari makin banyaknya anak jalanan menjadi lahan bagi pelaku perdagangan manusia.

Selama Januari hingga Maret 2009, Dinsos Kota Bekasi telah memproses usulan pendirian tiga yayasan. Satu di antaranya sudah dikeluarkan ijin. Sedangkan lainnya masih melengkapi berkas akte notaris, NPWP, dan pengakuan dari Depkeh dan HAM.(Ant/OL-04)

Sumber tulisan ini :
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/04/70670/36/5/Swasta-dan-LSM-Diajak-Urus-Anak-Jalanan-

Lanjutan Hidup...

Minggu, 22 Maret 2009

PENSI Anak Bangsa "Selamatkan Generasi Muda dari Kekerasan dan Narkoba" Part II

#

Pagi, 1 Maret 2009, sekitar jam 8 tumben-tumbenan gw sudah bangun. Karena hari ini KruChild Band mau mangung dipanggung Pagelaran Seni Anak Bangsa yang bertemakan "Selamatkan Anak Bangsa dari Kekerasan dan Narkoba". Setelah mandi, gw langsung masuk ke ruangan di . Didalam sudah ada Ucil, Wendy "The Habib's B-Boy", Bhegenk, Yuni, dan Dewa. Tidak berapa lama, Siti "na-Ucil" muncul dengan membawa beberapa mangkok berisi mie rebus yang sangat menggoda selera. Dan pun sarapan bersama pagi itu.


Tidak berapa lama Robby bangun, tapi dia telat untuk sarapan, akhirnya dia membuat sarapan sendiri. Setelah sarapan, Robby, Wendy dan Bhegenk jalan duluan ke Balai Rakyat-Pasar Minggu menggunakan motor Jupiter MX-nya Wendy, untuk melihat kondisi disana. Sedangkan Yuni pulang dulu kerumahnya untuk me-"rias" diri. Sedangkan Ucil me-nelepon Amran (kakaknya) untuk menanyakan situasi disana. Gw sendiri sibuk telepon Khebhot dan Suplex. Kami pun sepakat bertemu disana.


Sesampainya disana, Gw, Ucil, Siti, dan Dewa langsung cari tempat untuk nge-"depor", tapi tiba-tiba gw liat sosok Jaka and "The Gank of Station Sunday Market" sedang berkumpul dibawah pohon yang lumayan adem, diantara mereka juga hadir Suplex + pacarnya, Novi, begitu juga dengan Khebhot, tapi gw lupa nama pacarnya. pun bergabung dengan mereka. Gak berapa lama Bhegenk, Robby, dan Wendy datang, mereka habis dari toilet katanya. Lengkap sudah disini, hanya tinggal Yuni yang masih on the way.

Evo Band, yang dimotori oleh Jaka, Arief "BC", Riko dan Kamal akan tampil di urutan ke 4. Sedangkan KruChild yang dimotori B 412 NAS, Agung "Bhegenk", Hafid Beda "Khebhot", Robby "Gembel", dan Supri "Suplex" tampil pada urutan ke 8. Ada kejadian lucu. Ceritanya gini, waktu MC memanggil band Evo untuk naik keatas panggung. Evo pun berjalan dangan bangga di "The Black Aspal" diiringi tepuk tangan serta sorakan semangat dari and The Gank of Station Sunday Market.

Tapi tiba-tiba terdengar suara Adzan Zhuhur yang menggema dari masjid. Kami semua sudah menebak, pasti Evo gak naik. Bener aja, baru sampai di tangga pangung, tiba-tiba MC berkata "berhubung Adzan Zhuhur sudah berkumandang, jadi acara kita break sejenak, sambil menunggu ibadah sholat Zhuhur selesai...". Tentu saja, dengan perasaan malu dan sikap yang salah tingkah Evo Band langsung kebelakang panggung diikuti gelak tawa kami semua...

Setelah Adzan selesai, Evo Band pun naik keatas panggung. Mereka membawakan 2 buah lagu, salah satu-nya berjudul Bencana by: Ardhi "Dewa". Mereka bermain dengan kepercayaan diri yang sangat hebat, sampai-sampai Gw aja iri karena tidak mempunyai kepercayaan diri sehebat itu (I Proud on Yourselves). Tidak ada yang special dari mereka kalau Gw liat dari pandangan sebagai orang lain, tapi kalo dari jiwa-jiwa kami semua, khususnya , mereka sangat istimewa dalam acara pembukaan siang itu.

Sedangkan KruChild, menaiki panggung setelah ba'da Ashar. Entah kenapa, detak jantung gw berdegup kencang saat akan menaiki panggung, begitu juga dengan Khebhot (gw tau karena gw disuruh pegang dada-nya), cepat bukan main, seperti motor RX-King yang melaju dibalapan liar, cepat dan keras. Tapi, setelah gw sampai diatas, tiba-tiba dada yang tadi berdegup kencang kembali normal seperti Yamaha MIO yang sedang jalan-jalan di wilayah Palapa. Itu karena raut wajah sahabat-sahabat KruChild, yang sangat gembira melihat KruChild diatas panggung, sehingga gw gak mau mengecewakan mereka semua.

Bhegenk sang Vokalis memberikan sambutan yang cukup bagus. Dia pun ditanya oleh MC apa arti dari nama KruChild. Dia mengatakan "KruChild adalah sebuah komunitas anak jalanan yang ingin sukses dan tidak dipandang sebelah mata dengan melakukan hal-hal yang positive dimata masyarakat...". Kontan saja penonton + panitia dan sahabat-sahabat bertepuk tangan haru bercampur bangga, karena ternyata KruChild yang merupakan bagian dari bukan suatu kelompok anak jalanan yang mereka kenal selama ini.

Sebelum permainan dimulai, sempat ada kejadian tidak enak. Saat Robby memegang Gitar, dia merasakan alat itu tidak setem. Dan ketika gw mau nyetemin itu gitar, tiba-tiba saja Suplex sudah menabuh Drum-nya, pertanda permainan KruChild dimulai. Kontan aja, Gw, Robby, and Khebhot kaget. Karena didalam latihan seharusnya kami masuk bersamaan. Akhirnya lagu Bendera by: Cokelat yang KruChild jadikan lagu pembuka menjadi tidak terlalu bagus diawal, tapi lagu ini berakhir dengan baik.

Apalagi Bhegenk menyanyikan lagu ini dengan pendalaman yang keren. Sehingga penonton pun terhibur. Bahkan salah satu panitia sempat maju kedepan panggung. Dia memberikan sebuah gagang telepon rumah sambil berkata kepada Bhegenk "ada telp nie, angkat dulu...". Bhegenk dengan polosnya mengangkat telepon yang tidak ada kabel dan peneleponnya itu. Setelah sadar, dia baru tau bahwa dia dikerjain oleh orang tersebut. Sambil mengacungkan jari "Metal" Bhegenk berteriak "F**k You...!!!"

Suasana semakin panas, maka dari itu, lagu kedua yang akan kami bawakan pun beat-nya lebih high ketimbang lagu pertama, Sisi Kelam by: Rio "Richard". Menurut pendapat yang menonton, KruChild membawakan lagu ini dengan baik sekali. KruChild sendiri pun sepakat dengan , karena penjiwaan KruChild menyatu semua di lagu ini. Setelah selesai, KruChild mendapatkan "Piagam Penghargaan" dari panitia yang diserahkan oleh MC dan diterima oleh Bhegenk.
Penampilan KruChild pun ditutup dengan diangkatnya tangan Bhegenk yang memegang "Piagam Penghargaan".


NB: Mohon maaf dari penulis, bilamana kata-kata diatas terlalu panjang. Itu semua karena penulis tidak ingin melewatkan sedikitpun pengalaman yang telah alami. Sebenarnya cerita diatas disingkat, karena cerita yang lebih detailnya lagi akan sangat panjang bila ditulis diatas.
Untuk foto-foto, kebetulan fotonya masih didalam memory cardnya Siti "na-Ucil", jadi belum di UpLoad. Yang sabar ya... :)

Lanjutan Hidup...

Kamis, 05 Maret 2009

PENSI Anak Bangsa "Selamatkan Generasi Muda dari Kekerasan dan Narkoba"

#

Ketika brosur ini ditempelkan di Rental Play Station Iir (salah satu anak Krucil) di Lebax's City, spontan aja anak-anak band KruChild langsung telp gw. Yang pertama telp adalah Hafid "Khebhot" Beda. Dia bilang di telp, "Nas ada panggung nie" gw jawab, "dimana?" terus dia melanjutkan dengan berkata "di Balai Rakyat, panitianya Amran (abangnya Ucil) gimana? kita naik gak?". Gw sempet bingung saat itu, disamping habis ditinggal sahabat-sahabat gw yang pada jalan ke Bojonegoro, personilnya juga belum siap, karna didalam rombongan Bojonegoro, beberapanya adalah personil KruChild. Akhirnya gw bilang sama Khebot, "oke jadi, tanggal brp maennya?" dia menjawab "tanggal 1 maret nas, dan pendaftaran terakhirnya tanggal 15 februari ini..."

Awalnya gw sempet bingung, siapa yang bakal ngisi kekosongan personil KruChild. Trus Khebot mulai menyebutkan nama-nama yang pernah nge-band bareng KruChild, dari Ari "Kenay", Husein "Dublin", dan yang lain-lain. Tapi gw pikir, mereka juga sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, jadi gw putuskan untuk merekrut orang-orang deket aja. Untuk pendamping gw di Guitar, gw ambil Robby, sedangkan drum gw kasih Khebot, sambil menunggu Supri "Suplex" yang katanya cuma 3 hari di Bojonegoro. Untuk sementara Robby pegang Bass dulu. Sedangkan Vokal pada saat itu gw kasih Robby juga, gw cuma Backing aja dia, coz Vokal aslinya belum keliatan batang hidung-nya. Persiapan mulai KruChild jalani, mulai dari mempersiapkan uang pendaftaran, sampai uang buat latihan. Memang, kendala KruChild cuma di "Ekonomi", jadi KruChild jalankan dengan apa adanya aja.

Gak lama, Suplex tlp gw, dia menanyakan soal acara tersebut, dan gw bilang "KruChild ikut..." maka posisi Drum pun dikembalikan kepadanya. Sedangkan Khebot, kembali memegang Bass. Malam Kamis, Agung "Bhegenk" datang ke Bukafe324, setelah sekian bulan tidak muncul, gw langsung bertanya pada dia "loe mau ikut gak Genk?" dia menjawab "ikut apaan Nas?", gw terusin pembicaraan dengan mengatakan "ada PENSI tanggal 1 di Balai Rakyat, loe mau ngisi Vokal gak?" tanpa pikir panjang lagi dia langsung menjawab "Iya...!! gw mau...". Akhirnya perfect sudah anggota KruChild, tinggal mempersiapkan latihan untuk pementasan tersebut.

Pertama KruChild mempersiapkan lagu yang akan dibawakan, Khebot mengusulkan lagu Jengah-Pas Band, sedangkan gw sempet kepikiran untuk membawakn lagu Musnah-nya Andra & The Backbone, kalau Robby mengusulkan lagu Cinta Gak Punya Mata milik Kobe, dan Bhegenk Bendera, kalau Suplex seh ikut aja apa kata KruChild. Akhirnya KruChild sepakat membawakan lagu Bendera milik Coklat, sedangkan untuk lagu kedua-nya lagu milik KruChild, yang diciptakan oleh Rio "Richard" yang berjudul Sisi Kelam.

Untuk tempat latihan, hampir seluruhnya, setiap kami latihan selalu di Palm Studio, yang terletak di Gg. Langgar II, belakang Musholla. Karena disamping terjangkau harga dan jaraknya, KruChild sedikit menguasai alatnya, jadi gak begitu sulit saat latihan disana. Malam pertama latihan kami tidak ada yang istimewa, karena Bhegenk gak bisa datang, coz dia terkena kendala alam, yaitu hujan yang lebat, mengguyur daerah Cipedak, kota kelahirannya dan sangat ia banggakan.

Latihan kedua pun sama, Bhegenk tidak bisa datang lagi, dia beralasan tidak punya ongkos, tapi ketika KruChild ngumpul dirumah Adi "Dewa", tiba-tiba saja dia sudah berada disana bersama Yuni "Bhegenk", pacarnya. Dengan nada menyindir gw bertanya kepadanya, "Genk, katanya gak punya ongkos loe?" dia pun menjawab dengan santai "gw bareng Yuni Nas, dijemput tadi..." gw hanya membalas dengan senyum... Setelah semua kumpul tinggal Suplex, ternyata dia sudah berada di Studio bareng anak-anak EVO.

Diperjalanan KruChild sempat kehujanan, gw sama Khebhot sempet godain cewe yang kebetulan berjalan pulang kearah yang kami tuju juga. Gw sama Khebhot neduh di depan Musholla Gg. Langgar II, sedangkan Bhegenk, Roby, dan Yuni di warung tanjakan, gak lama mereka turun gabung berteduh di depan Musholla. Ujan gak juga reda, tapi semangat KruChild begitu menggebu-gebu hingga akhirnya gw selonin duluan untuk menerobos hujan menuju studio, gak lama anak-anak pada nyusul ngikutin jejak gw.

Sampai di studio, anak-anak Evo Band belum check out, gw sempetin melihat mereka latihan, dan ternyata Suplex ngebantuin mereka dengan memegang Bass. Setelah menunggu sekitar 20 menit, tiba-tiba Jaka "Jack" keluar sambil berbisik ke gw, "Nas, ada tambahan gak? coz senar 5 putus sama gw". Spontan gw bilang ada, sambil memberikan tambahan, otak gw juga berfikir, berarti KruChild gak bisa latihan disini, dikarenakan senar putus, trus yang jaga studionya gak bisa masang karena Ibu-ibu yang jaga.

Sambil nunggu hujan reda, KruChild membicarakan studio mana yang akan dipakai untuk gladiresik. Akhirnya semua sepakat main di Stupa Studio (terletak di belakang Halte Komplek A.L.). Gw sama Suplex jalan duluan untuk melihat situasi disana, apakah bisa latihan malam ini disana. Singkat kata, sampai disana ternyata bisa main, kalo gak salah sekitar jam 11. Langsung gw telp anak-anak KruChild yang masih di Palm Studio. Dan mereka pun bergerak menuju Stupa Studio dibawah gerimis yang mengguyur.

Sebelum latihan gw sempetin untuk beli Pick, soalnya Pick gw abal-abal, jadi gw beli yang agak "mendingan" dikit. Setelah KruChild kumpul, KruChild langsung masuk kedalam, habis check sound, KruChild memulai latihan dengan First Song Bendera milik Cokelat dilanjutkan Sisi Kelam karya Rio. Alhamdulillah malam itu latihan KruChild tidak ada hambatan hingga latihan berakhir, dan malam itu kami pulang dengan membawa perasaan yang tak menentu sambil disejukan dengan guyuran gerimis malam.

Lanjutan Hidup...

Selasa, 03 Februari 2009

Abay - Ridwan - Dede : Sang Humoris KRUCIL

#

Nama aslinya Ridwan (nama salah satu Malaikat Penjaga Surga), nama panggilan di rumahnya Dede, tapi gw dan teman-teman biasa manggil dia dengan sebuah nama yang "cool" yaitu, Abay.

[caption id="attachment_54" align="aligncenter" width="300" caption="Sahabat"]Sahabat[/caption]

Pertama kali gw kenal Abay pada saat bulan puasa beberapa tahun yang lalu. Waktu itu anak Lebax's dan Camp Java bergabung untuk "perang" petasan dengan anak Palapa. Saat itu kami masih kecil, mungkin sekitar umur 10/11 tahun, tapi biar umur masih muda, keingin tahuan kami sangat tinggi. Mungkin karena faktor umur kali ya, makanya kami dilarang untuk ikut dalam "perang" tersebut oleh Roman. Tapi karena keingintahuan yang sangat tinggi, hingga membuat Abay kesel karena dilarang oleh Roman yang kebetulan pada saat itu lebih tua dari kami. Dari situlah kami berkenalan, dan berlanjut sampai saat ini.
Banyak masa-masa indah dan suram yang telah kami lewati, kebetulan hobi kami waktu itu sama, suka Adzan dan Ber-shalawat untuk Nabi. Sampai-sampai kami dibilang "pasangan emas" kalau sedang bernyanyi, karena tehnik dan karakter vokal yang sama, bahkan ada yang bilang juga kami kembar atau kakak-adik.

Abay adalah salah satu Alumni SMP 239 yang terletak diujung Jl. Poltangan. Terkadang kalau dia pulang sekolah, gw suka buka-buka buku pelajarannya, iseng-iseng, kali aja ada yang bermanfaat buat dibaca. Trus dia juga sempat melanjutkan sekolah STMnya di STM TELADAN, tapi tidak diteruskan karena faktor biaya.

Tapi, malam ini gw kesepian, sedih, takut, bahagia, dilema, dan campur aduk semua perasaan gw.

Gw kesepian karena sahabat gw Abay yang tidak bisa menemani gw malam ini, karena biasanya kami pasti sedang tertawa atau diskusi dan bersenda-gurau seperti malam-malam biasanya.

Gw sedih karena sahabat gw Abay, tadi siang berangkat ke stasiun Jatinegara menuju Bojonegoro.

Gw takut karena gw gak mau kehilangan best friend gw.

Gw bahagia, karena dia akan mendapatkan pengalaman baru, yang sebelumnya gw juga pernah merasakannya.

Gw dilema, karena sebelumnya gw dan Abay sudah merencanakan untuk berangkat bersama kesana, tapi karena ada urusan pekerjaan di Jakarta, gw tidak bisa ikut dia, padahal gw pengen banget bertualang bersama lagi bareng dia seperti kami bertualang bersama di Semarang.

Sebelum dia berangkat, kami sempat diskusi malamnya. Soal bagaiman Krucil kedepannya nanti. Dan bagaiman kecewanya dia karena gw gak ikud bersama dia untuk bertualang ke Bojonegoro. Dalam lubuk hati gw juga sempat nyesel gak bisa ikut, karena malam itu Abay bener-bener menghibur gw sampe perut gw sakit. Apalagi ketika kami beli tiket untuk Habib Qusein di stasiun Gambir.

Ceritanya gw dan Abay naik busway kesana. Sampai di halte busway Duren Tiga, gw sempet nanya ke penjaga loketnya, soal rute mana saja yang kami lalui untuk ke Gambir dan harus Transit dimana. Trus dihalte kami sempat juga diskusi soal keberangkatan Krucil ke Bojonegoro. Sampai didalam kami bersenda-gurau bahkan sempat jadi pusat perhatian penumpang busway. Gimana gak jadi pusat perhatian, malam itu style kami berdua berbeda jauh banget, gw pake Sweater anak OI (Orang Indonesia, salah satu wadah bagi penggemar sang maestro Iwan Fals) sedangkan Abay pake jaket ala Charlie (Vokalis ST12). Udah gitu, didalem nggak berhenti-berhenti ngelawak terus dia.

Ketika sudah sampai di Transit Dukuh Atas, gw sempet bilang sama Abay, "Bay, enak juga ye naek busway, bisa cuci mata. Coba tiap hari kita begini, gak bakalan kena katarak kita..." sambil tersenyum, dan Abay pun menjawab, "iya bener banget loe Nas, katarak seh gak kena, paling-paling mata loe gak kompak alias jereng...he3x..." diikuti dengan tawa kami berdua. Ketika sampai di Halte Monas, ada kejadian yang gak bakalan gw lupa. Ceritanya kami mau turun, tapi karena pintu busway-nya hanya satu dan berada ditengah-tengah dan posisi kami pun berada di belakang, jadi kami harus jalan sedikit ke tengah. Ada seorang wanita setengah baya didepan Abay. Awalnya wanita ini biasa saja, tapi entah kenapa ketika melihat Abay, dia langsung menjempit tas-nya. Sambil berbisik, Abay berkata kepada gw, "emangnya tampang gw mirip copet apa nas...?" (dengan gaya bahasa Mpok Nori). Terang aja dia kesel, maka ketika mau ketengah, dia bilang permisi kepada wanita itu, tapi wanita itu tidak mendengar. Dengan nada bicara seperti Mpok Nori dia berkata "misi bu...!! saya bawa air panas nie..." terang aja rasa humor gw kepancing lagi, jadi gw tertawa agak sedikit lebar hingga membuat penumpang yang lain melihat kearah kami berdua.

Dan ketika turun di halte, sempet ada perasaan bingung. Yang pertama, halte tersebut tidak ada lampunya alias gelap. Yang kedua, kami tidak tahu harus keluar lewat mana, karena sistem pintunya seperti pintu masuk Dufan, yang kalo ditabrak baru bisa lewat. Nah, si Abay dengan gaya sok tahunya berjalan kearah pintu keluar, dia dorong-dorong itu pintu kok gak bisa-bisa katanya. Gw juga bego, ngintilin aja lagi dibelakangnya, karena masih mikirin kejadian di busway tadi. Tiba-tiba, tanpa kami duga ada seseorang yang berkata "pintu keluarnya disini mas..." (dengan nada nge-Bass) si Abay langsung berteriak latah bercampur kaget. Karena kami pikir disitu tidak ada orang, dan ternyata itu bukan pintu keluar, tetapi pintu. Pantesan nggak bisa didorong... Dasar wonk ndeso... :P Setelah keluar, tidak henti-hentinya kami tertawa mengingat kejadian itu.

Sampai diluar pun kembali kami diterpa kebingungan, masuk ke Monas lewat mana nieh? Soalnya dipagar semua, tidak seperti ketika pertama kali kami kesini, masuk bisa dari mana saja. Akhirnya kami muter kearah Gedung Indosat, disitu baru ada pintu masuk. Alhasil, dari halte busway Monas, kami jalan kaki ke stasiun Gambir lewat dalam Monas, sambil tak henti-hentinya ngelawak dijalanan...

Tapi sekarang, semua itu tinggal kenangan kami berdua. Karena petualangan kami dipisahkan sementara, kami harus menjalankan keseharian yang biasanya bersama, kali ini harus menjalankannya sendiri.

Tidak ada lagi gaya seperti Abay, yang selalu menghibur sahabat-sahabatnya dengan humor yang tidak pernah basi, selalu "update". Tidak ada lagi nada bicara Mpok Nori yang selalu khas keluar dari mulutnya.

[caption id="attachment_57" align="aligncenter" width="225" caption="KRUCIL in Pekalongan"]KRUCIL in Pekalongan[/caption]

Bay, Krucil disini menunggu engkau kembali... Jangan membuat kami menunggu lama, dan jangan buat penantian kami sia-sia. Kami tidak butuh oleh-oleh makanan ataupun minuman dari perjalananmu. Kami tidak butuh traktiran dari perjalanmu. Yang kami butuh hanya, Abay yang selalu bisa membuat sahabat-sahabatnya tersenyum, bahagia, dan merasa damai bersamamu.

Doa kami, semoga engkau selalu dalam lindungan-Nya, diberikan kemudah dalam segala urusanmu oleh-Nya, dan diberikan yang terbaik buat hidupmu oleh-Nya.

Amin Allahumma Amin...

Lanjutan Hidup...

Senin, 26 Januari 2009

The Story of Prepared go to Semarang

#

Akhirnya jadi juga berangkat, ya walupun sempat tertunda 1 hari. Pada hari rabu anak-anak Krucil sempat melakukan persiapan, seperti nyiapin baju, nafas, doa, dan pamitan. Habis melakukan itu semua di Lebax's City, Krucil pun berangkat ke Bukafe, dan disana bertemu dengan Taryono (salah satu staff Bukafe), dia mengatakan "pada mau ke Semarang ya?" Krucil pun dengan kompak menjawab "iya", trus dia melanjutkan pembicaraan dengan berkata "kayaknya besok deh, kan tgl 14 besok, hari kamis". Krucil serentak terdiam, Barnas, satu-satunya yang pegang Hp saat itu langsung liat kalender di Hp-nya, dan ternyata benar, tgl 14 itu besok. Akhirnya dengan rasa ke-optimisan + PD yg sangat tinggi, Krucil tetap santai sambil berkata "mungkin...".

Krucil di Bukafe sampai malam, baru sekitar jam 8, nyokap (Ibu Iing Anwarini) menelepon Barnas, terjadilah percakapan diantara mereka berdua:
Nyokap : "kalian dimana?"
Barnas : "di Bukafe Bu..."
Nyokap : "berapa orang yg berangkat?"
Barnas : "4 orang Bu..."
Nyokap : "ada Taryono ndak disitu?"
Barnas : "tadi sore ada Bu, tapi dia pergi, dan belum kembali sampai sekarang"Nyokap : "jadi begini, kita berangkat besok pagi, kalian mau berangkat dari Lembah, atau dari Bukafe? kalo dari Lembah, malam ini juga kalian ber-4 ke Lembah, tapi kalau dari Bukafe, besok pagi-pagi sehabis Shubuh, kalian kerumah Ibu Poppy Dharsono. Jadi kalian mau berangkat dari mana?"
Barnas : "dari Lembah aja Bu..."
Nyokap : "kalau gitu, tunggu taryono dulu, soalnya dia sedang nyetak Brosur-nya"
Pembicaraan pun berakhir ditengah mendungnya malam kamis itu. Krucil pun berkumpul, mendengarkan Barnas yang sedang menyampaikan hasil percakapan dengan Nyokap barusan, hasilnya, semua sepakat. Lalu Krucil kembali bersenda-gurau ditengah gerimis-nya malam...

Selang beberapa jam kemudian, Taryono muncul dengan membawa 1 kardus Brosur, yang berjumlah sekitar 2000 lembar. Tidak lama kemudian Nyokap, Reno, dan Mbah "Supri" datang dengan kendaraan Honda City milik Reno. Kami semua pun mulai bersiap. Setelah melipat beberapa Brosur yang akan dibagikan, Krucil memasukannya kedalam mobil Reno, sisanya nanti dilipat di Lembah. Lalu Nyokap memberikan Akomondasi Transport untuk ke Lembah (jumlahnya ndak usah disebutin ya, coz rahasia Alam... ;P) Nyokap menyuruh Krucil naik taksi saja, tapi Krucil sepakat untuk naik angkutan umum saja, biar lebih irit sedikit katanya... Setelah selesai menaruh barang-barang didalam mobil, rombongan Nyokap + bang Hamid pun berangkat ditengah hujan yang lumayan deras, sedangkan Krucil menunggu hujan sedikit reda sambil bersenda-gurau lagi.

Didalam Bukafe, Krucil sibuk mempersiapkan diri menghadapi hujan dimalam itu. Ucil, sibuk membungkus tasnya dengan kantong plastik agar tidak basah terkena hujan. Bahkan dia melepas sepatunya alias "Nyeker" agar sepatu pelengkap gayanya itupun tidak terkena hujan. Abay pun berniat demikian, tapi dia tidak jadi, karna melihat hujan diluar sudah mulai reda. Sedangkan Barnas & Ajid, tetap enjoy dengan rasa dinginnya malam itu.

Krucil pun berjalan ditengah gerimis malam itu. Yah, walaupun gerimis, tetapi tidak mematahkan semangat Krucil untuk terus melanjutkan perjalanan ini. Tapi sebelum berangkat, Krucil tidak lupa untuk berbagi rejeki dengan Krucil yang ada di Bukafe dengan membeli rokok untuk Robby dan Adi "Dewa", walaupun tidak sebungkus-sebungkus, tapi lumayan lah untuk menghilangkan rasa dingin mereka. Dijalan pun tidak banyak yang Krucil lakukan, selain bersenda gurau sambil menghisap rokok.

Sampai di perempatan Buncit, Krucil menunggu Bus Metromini 75 sambil memandang orang-orang yang sedang menyantap ketupat sayur sehabis pulang kerja. Tidak lama kemudian Bus yang Krucil tunggu tiba, Krucil segera naik dengan badan sedikit basah. Didalam Barnas sempat meledek Ucil yang duduk didepan dengan berkata "bang, yang duduk didepan tuh yang bayar" diamini dengan tertawanya Abay & Ajid.

Sampai Pasar Minggu Krucil tahu bahwa Angkot Miniarta 04 sudah habis, jadi Krucil memutuskan untuk naik mobil Angkutan Malam, atau biasa disebut "Mobil Kalong". Tapi, sebelum Krucil naik, Krucil menghabiskan rokok yang masih sisa setengah batang itu, baru setelah mobil penuh dengan penumpang dan siap berangkat, Krucil naik dibelakang sambil gelayutan. Karna kalau didalam kasian penumpang yang lain, takut kebasahan kena baju Krucil. Dimobil pun Krucil lagi-lagi diguyur air hujan, kali ini tidak kecil, tapi lumayan besar, sehingga tambah lepek aja itu baju. Tapi tetep, bercandanya tidak ketinggalan...

Sampai di Depok, Ucil punya usul untuk mencari tukang gorengan, akhirnya Krucil jalan kaki, dari "Ex" Ramanda sampai depan terminal Depok. Tapi karena sudah larut malam, jadi tidak ada tukang gorengan, kalau kata tukang rokok sih, mereka sudah pada pulang semua pada jam segitu. Setelah beli cemilan dan rokok di warung itu, Krucil langsung naik mobil Angkot 06, kali ini Krucil bisa duduk, karena memang disediakan tempat duduk (mank tadi di mobil Kalong gak disediain apa... emang dasar loe-loe pada kaga mau duduk aja... :P ).

Krucil turun di Lembah, langsung berlarian masuk ke komplek perumahan itu, bergegas cepat sampai, karena sudah tidak tahan mau istirahat. Sampai dirumah "Aneh", Krucil langsung menaruh tas dan mengeluarkan cucian kotor, terutama Ajid, Barnas & Abay yang pakaiannya belum mereka cuci, maklum, kalau di Lembah kan nyucinya pake mesin, jadi gak terlalu capek dan cepat keringnya. Selesai mencuci Krucil langsung melipat Brosur yang tersisa sambil menunggu pakaian kering.

Hingga Azan Shubuh berkumandang, Krucil masih tetap terjaga, tidak ada yang tidur sama sekali karena merasa tanggung untuk tidur. Tidak lama kemudian Nyokap sudah bangun, dan mengeluarkan barang-barang yang harus dibawa ke Semarang, Pak Untung pun sudah sampai, langsung memanaskan mobil Nissan X-Trail yang akan mengantarkan kami ke Pondok Indah, rumah Ibu Poppy Dharsono.

Setelah semua barang siap, kami langsung berangkat dengan 2 mobil, yang 1 X-Trail dengan penumpang Nyokap, Reno, Mbah, dan Pak Untung. Sedangkan satunya lagi Taksi, dengan penumpang Krucil, nama yang sudah tidak asing lagi di Bumi Ibu Pertiwi ini... ;P

Sampai dirumah Ibu Poppy Dharsono, terlihat rombongan mereka sudah siap untuk berangkat. Krucil melihat ada 4 mobil disitu, ada LandCruiser, Xenia, Bus 3/4, dan satu mobil Box yang membawa perlengkapan seperti, Kalender, Sticker, dan Kartu Nama Ibu Poppy Dharsono. Kami pun langsung bergegas menurunkan barang-barang untuk dipindahkan ke mobil rombongan. Setelah selesai, Krucil sempat dikasih rokok DjiSamSoe sebatang-sebatang oleh Pak Untung sambil berkata "puas-puasin loe pada ngerokok disini, tar didalam mobil kaga bisa ngerokok loe...". Ya, memang benar di mobil tidak bisa merokok, sebab ber-AC. Lagi-lagi Krucil bercanda, kali ini ditemani Pak Untung, sambil menunggu rombongan Ibu Poppy Dharsono menyiapkan barang bawaanya. Setelah semuanya siap, 4 mobil rombongan pun berangkat, menuju Semarang.

Tunggu Krucil Semarang, karena sebentar lagi kita akan saling merasakan perjalanan hidup ini... Cah Yoo KRUCIL...

Lanjutan Hidup...

Senin, 12 Januari 2009

Go To Semarang

#

Malam ini KRUCIL baru aja dapet perintah dari Bokap “angkat” KRUCIL (Hermawan Sulistyo), KRUCIL diperintahkan ke Semarang, tugas ini diberikan untuk 4 orang yaitu, Barnas, Ucil, Abay, dan Ajid yang Insya Allah akan berangkat pada tanggal 14-Januari-2009.

KRUCIL ditugaskan untuk membantu salah satu sahabat dari Bokap, yaitu Mbak Poppy Dharsono. KRUCIL juga belum jelas seh apa tugas disana nanti, yah paling” membagi-bagikan selebaran/brosur.

Yang jelas KRUCIL gak akan melewatkan pengalaman baru ini…

Sebelumnya Barnas dan Helmi pernah kesana juga seh sama keluarga Bokap, tapi itu mudik Lebaran 2 tahun lalu, itu juga mereka cuma singgah disana selama 2 malam, dan lumayan banyak pengalaman yang mereka dapet. Seperti jalan-jalan ke Lawang Sewu, Museum Jendral Cheng Ho, Hotel Horison Simpang Lima, dan makan disebuah restoran Pantai yang penulis lupa namanya.

Sebenarnya Barnas dan Ajid ada urusan SIDANG TILANG di Bandung pada tanggal 16-Januari-2009, tapi karna ini perintah langsung dari Bokap, dan dikarenakan ke Bandung juga udah sering (bilang aja kalian mau jalan2 he3x... ;P) mereka berdua memutuskan untuk memilih pergi ke Semarang saja.

Kalo alasan Abay, karena tidak ada kesibukan di Jakarta, dan dia juga ingin mendapatkan pengalaman baru ini.
Sedangkan Ucil sebenarnya bentrok dengan acara latihan BreakDance-nya, tapi setelah KRUCIL desak untuk mau ikut, dia setuju juga, secara dia kan KETUM, masa ndak mau ikut.

Kali ini KRUCIL diberi kesempatan untuk balik lagi kesana, yang jelas sudah ada pengalaman baru yang menunggu KRUCIL disana… So… sambut KRUCIL Semarang, dan jangan buat KRUCIL kecewa dengan penyambutanmu…

Lanjutan Hidup...